Entri yang Diunggulkan

Catatan umar bakri

 Kelas pagi Pendidikan perlu bersandar pada sistem among yang berpegangan pada Kodrat Alam dan Kodrat Zaman. Konsep Kodrat Alam menyatakan b...

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 21 Januari 2024

Entahlah

Rupanya, sampai detik ini aku belum juga mampu memahamimu! Memahamimu dari balik celah peristiwa yang satu ke peristiwa lainnya. Bahkan, dari muntahan sederetan tragedi bersama percikan bara yang berkali-kali memanaskan jiwa dan ragamu.

Sepertinya, hingga saat ini semua itu memang tiada arti sama sekali bagimu! Entah sampai kapan.

Pada sekian purnama bahkan musim telah berganti berulang-ulang, kau terlihat masih saja tidak mau mengerti tentang semuanya. Terbukti, tangan dan kakimu masih setia, menggantung pasrah tanpa daya bagaikan ranting menunggu saat kering tiba. Ranting yang bisa saja setiap waktu akan menjadi rapuh, patah, dan jatuh sendiri bahkan sebelum sempat mengeluarkan bunga atau buah.

Ya, yang kulihat belum ada tanda-tanda bahwa kau akan melakukan satu atau dua hal demi seulas senyum perubahan, perbaikan langkah-langkah pasti serta jalan hidupmu. Hal yang sebenarnya mampu memberikan secercah harapan pada mereka-mereka yang cukup setia menemanimu.

Tidakkah kau menginginkan hal itu? Hal yang membuat mereka semua akan melepas senyum dengan senyuman paling ikhlas, cantik dan menawan.

Entahlah!

Tidakkah sedikit pun kau mau mengerti arti rengekan istri dan anak-anakmu itu? Tetesan air mata yang sudah sewajarnya membuat dirimu iba. Sedu sedan yang seharusnya tenaga dan gairah hidupmu menjadi bangkit! Bukan sebaliknya, justru menggelapkan pandangan jernihmu yang kupercaya kau pernah dan masih bisa untuk memilikinya kembali.

Masih begitu jelas dalam ingatan--dan itu kuanggap lebih dari cukup, mulai dari pertengkaran antar sejawat sampai musuh-musuh yang kau ciptakan sendiri. Sebenarnya semua itu bisa menjadi pembelajaran buatmu. Pembelajaran untuk menjadi diri yang lebih baik lagi. Awalnya mungkin buat dirimu sendiri, yang pada gilirannya juga untuk diri-diri yang lain, disekitarmu.

Namun, entahlah! Sampai detik ini--saat ini kutuliskan, kumasih belum mampu memahamimu. Mengertimu agar bisa menjadi sosok lelaki yang tangguh, cukup bertanggung-jawab, menjadi kebanggaan mereka-mereka yang ada di bawah perlindunganmu.

Jika benar, kebingungan yang selalu saja kau rasakan. Mungkin semua itu, menurutku, disebabkan oleh bayang-bayang besar yang kau sematkan sendiri pada dirimu. Bayangan besar yang pada kisah selanjutnya akan menutupi hal-hal kecil yang sebenarnya jauh lebih berarti bagimu, paling tidak untuk saat ini.

Perhatikanlah! Betapa sering kesalahan besar terjadi dalam hidup, dan itu hanya disebabkan oleh hal-hal kecil yang luput dari penglihatan. Sebuah proses kecil yang sebenarnya sangat penting dan perlu dilalui bagi setiap "pendaki" masa depan, sepertimu!