Entri yang Diunggulkan

Catatan umar bakri

 Kelas pagi Pendidikan perlu bersandar pada sistem among yang berpegangan pada Kodrat Alam dan Kodrat Zaman. Konsep Kodrat Alam menyatakan b...

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 06 Desember 2016

Mengenal USBN, Pengganti UN



Mengenal USBN, Pengganti UN


Mengenal USBN, Pengganti UN. Sahaba guru dan siswa di seluruh Indonesia, pasti kalian semua sudah mengetahui adanya wacana Moratoriu UN yang diusulkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan beberapa waktu lalu kan? Ya, wacana tersebut sepertinya akan menjadi kenyataan setelah nantinya resmi mendapat restu dari Presiden Joko Widodo.

Bagi anda yang belum memahami mengenai Moratorium Ujian Nasional, silahkan anda baca artikel saya ini yang berjudul Apa itu Moratorium UN?
Ketika Moratorium UN resmi dilaksanakan, tentu anda sekalian akan bertanya-tanya bagaimana dengan ujian akhir yang akan menjadi salah penentu siswa? Apakah tidak aja ujian bertaraf nasional lagi, lalu bagaimana konsep ujian pengganti UN, serta siapa yang harus membuat soal-soal tersebut? Sederet pertanyaan itu pasti muncul dari dalam benak anda.

Wacana Moratorium UN dari Mendikbud, tentu sudah diperhitungkan dengan sangat serius. Termasuk mengenai pengganti dari UN tersebut. Pada Kamis 1 Desember Kemarin Mendikbud telah memberi jawaban mengenai pengganti UN, yaitu Ujian Sekolah Berstandar Nasional atau yang disingkat dengan USBN.

Apa itu USBN, Bedanya apa dengan UN? Ini yang selanjutnya perlu dipahami. Antara USBN dan UN tentu memiliki perbedaan. Namun, keduanya tetap berfungsi sama yaitu untuk melihat dan memetakan evaluasi pendidikan di seluruh Indonesia.

Secara detilnya, Mendikbud belum menjelaskan secara pasti sebab Moratorium UN belum disetujui oleh Presiden karena masih menunggu Rapat terbatas. Namun dari beberapa penjelasan Mendikbud ke media, setidaknya ada beberapa perbedaan antaran UN dengan USBN.

Perbedaan USBN dengan UN

1. Jenis Soal yang diberikan

Selama ini ketahui, dalam UN soal yang diberikan hanya berupa pilihan ganda. Siswa harus memilih salah satu jawaban yang sudah disediakan dengan cara melingkari dengan pensil atau menggunakan komputer (Bagi UNBK).Sementara itu, dalam USBN nanti soal tidak hanya berupa pilihan ganda melainkan juga terdapat essai. Menurut Mendikbud, soal essai dimaksudkan untuk mengasah kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini bagi saya merupakan sesuatu yang benar, dengan menggunakan pertanyaan maka siswa akan diajak untuk berpikir secara kritis mungkin untuk menjawab pertanyaan dengan baik dan benar.

2. Pembuatan Soal Dilakukan oleh Daerah

Soal UN yang selama ini dikerjakan siswa dari mulai tingkat SD sampai dengan SMA sederajat itu dibuat oleh pusat. Sehingga soal yang diberikan kepada sekolah di Indonesia sama persis. Tidak ada perbedaan apapun baik untuk sekolah yang berstatus negeri atau swasta, sekolah yang ada di kota maupun di desa.

Hal itu akan berbeda dengan USBN. Pembuatan soal akan diserahkan ke daerah. Untuk jenjang SMA/SMK sederajat soal dibuat oleh Profinsi. Sedangkan untuk SMP sederajat diserahkan ke Kabupaten Kota masing-masing.

Diserahkannya pembuatan soal USBN ke daerah masing-masing, tentu akan membuat soal USBN menjadi beragam. Bagi saya itu malah baik sebab akan sesuai dengan kondisi wilayah setempat.

3. Ada Soal Titipan Berskala Nasional

Jika soal dibuat per daerah, bagaimana dengan status USBN yang berarti Ujian Sekolah Berstandar Nasional? Tentu jika pertanyan tersebut sepintas akan muncul. Hal ini memang sangat wajar sebab soal USBN pasti beragam dan tidak akan sama secara nasional.

Namun, anda tidak perlu khawatir sebab kendati pembuatan soal diserahkan ke daerah namun Mendikbud juga akan menitipkan soal-soal berstandar nasional. Baik di bagian jenis pilihan ganda maupun essai.

Sesuai dengan namanya berstandar nasional, maka soal-soal dari pusat itu diperuntukan bagi seluruh sekolah di Indonesia. Soal titipan itu akan sama di sekolah, sehingga tetap akan ada standar nasional yang harus dikerjakan peserta didik.

Ketiga hal itulah yang menjadi perbedaan awal antara USBN dengan UN. Tentu sebelum resmi disahkan kita tidak akan mengetahui konsep pelaksanaan UN. Kita tunggu saja kabar selanjutnya, apakah Moratorium UN akan disetujui presiden dan menggantinya dengan USBN.

Semoga apa yang nanti diputuskan pemerintah menjadi jalan terbaik untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Tugas kita sekarang adalah belajar dan mempersiapkan peserta didik untuk belajar lebih rajin supaya mereka mampu menjadi generasi cerdas penerus bangsa.

LPBINU LAMONGAN mengadakan Pengobatan gratis kerjabareng RSI NU LAMONGAN dan distribusi logistik di dusun Sukorejo-Bulutigo kec. Laren

Lamongan. Satu ancaman mungkin muncul adalah mewabahnya demam berdarah dengue (DBD).
Nyamuk aedes aegypti rentan mewabah di lokasi bekas banjir. Apalagi Kecamatan Babat masuk dalam lima besar wilayah endemis di Lamongan.
"Cukup berpotensi karena menimbulkan banyak genangan air, yang menjadi lahan subur berkembangnya nyamuk," 
Sri mengimbau masyarakat Babat mewaspadai ancaman berkembangnya nyamuk pembawa virus dengue. Meskipun, paska banjir belum ditemukan kasus DBD.
Lebih jauh,  menjelaskan, langkah antisipatif yang perlu dilakukan warga berupa pemberantasan sarang nyamuk (PSN), seperti menjaga kebersihan lingkungan, menguras bak mandi dan memperlancar aliran drainase.
"Pemberian bubuk abate juga cukup efektif untuk mencegah berkembangnya nyamuk aedes aigpty," terang perempuan asli Kecamatan Kedungpring.
Namun, tambah Murni, untuk langkah fogging paska banjir belum perlu dilakukan.
"Kalau intens dilakukan fogging malah membuat nyamuk resisten, sehingga yang paling utama menerapkan PSN,"  Fogging khusus akan dilakukan apabila ada lonjakan kasus DBD