Kabupaten Lamongan secara
geografis terletak 651’54” – 723’06” Lintang Selatan dan 11233’45” – 11233’45”
Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Lamongan di sebelah utara berbatasan dengan Laut
Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gresik, sebelah barat
berbatasan dengan Kabupaten Tuban dan Bojonegoro sedangkan sebelah selatan
berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Jombang. Luas wilayah Kabupaten
Lamongan 1.812,80 Km2 yang terbagi menjadi dua puluh enam kecamatan dengan
Lamongan sebagai ibukota Kabupaten Lamongan. Kabupaten ini merupakan salah satu
penghasil beras terbesar di Jatim. Setiap tahun produksi beras lamongan
mencapai rata-rata 441.000 ton. Konsumsi penduduk hanya 36 persen selebihnya
dijual keluar daerah antara lain Surabaya, Malang, dan Madura. Peran 10 waduk
yang tersebar di lamongan wilayah selatan ini turut memicu peningkatan produksi
padi.
Disektor industri, Kabupaten Lamongan sedang
mengembangkan industri pengolahan bahan baku ikan di kawasan sebelah utara.
Sebagai penghasil ikan laut yang mencapai 38.915 ton, kabupaten yang memiliki
bibir pantai sepanjang 47 kilometer ini baru mengolah 30 persen hasil
tangkapannya menjadi tepung ikan. Selebihnya industri yang berbahan baku ikan
masih terbuka lebar.
Lamongan juga berpredikat sebagai penghasil kapas
terbesar di Jatim sekaligus menjadi pusat percontohan budi daya kapas di
Indonesia. Tanaman jagung juga merupakan produk unggulan dari Lamongan. Tanaman
jagung benih hibrida ini telah mencapai 75 persen dari areal tanaman jagung
seluas 48.000 hektar.
Memilih Lamongan sebagai tujuan vakansi bisa jadi
kamu masih bingung apa saja yang musti dikunjungi. Selama ini Kabupaten yang
berbatasan dengan Mojokerto, Gresik dan juga Bojonegoro ini dikenal luas
lantaran kulinernya berupa Soto Lamongan yang begitu terkenal dan hampir selalu
ada di setiap kota di Jawa.
Lantas bagaimana dengan potensi pariwisata di
kota ini? Jangan khawatir buat kamu yang berlibur di Lamongan banyak tempat
menarik yang bisa kamu kunjungi. Pilihannya tergolong lengkap mulai dari wisata
ziarah, wisata bahari atau wisata alam semua tersedia. Kali ini Travelingyuk
akan mengajak kamu jalan-jalan menjelajahi setiap jengkal tempat wisata menarik
di Kabupaten Lamongan.
1. Wisata Bahari Lamongan, Wahana
Bermain di Pantai Utara Kota
Wisata Bahari Lamongan, cukup tenar dengan singkatan
WBL merupakan kawasan wisata bahari yang dipadukan dengan taman bermain. Obyek
wisata ini berada di Kecamatan Paciran tepatnya berada di Jalur Pantai Utara
atau Pantura antara Tuban-Surabaya. Gerbang masuk menuju ke dalam area WBL
cukup ikonik berupa patung mr.Krab alias si kepiting.
WBL telah menjadi andalan wisata Lamongan sejak
puluhan tahun. Taman bermain yang sekarang dikembangkan ini juga berada di
kawasan wisata yang memang sudah terkenal yaitu Pantai Tanjung Kodok. Di
dalamnya banyak terdapat wahana bermain dari yang slow hingga yang bikin
jantung deg-degan. Setiap harinya kawasan wisata bahari ini beroperasi pada
pukul 08.00 hingga 16.30 WIB. Sebagai salah satu ikon wisata Lamongan, sangat
disayangkan jika kamu melewatkan tempat ini jika berada disana.
2. MAZOLA, Tempat
Wisata Yang Memadukan Kebun Binatang dan Gua
Masih di Kecamatan Paciran, tidak jauh dari
Wisata Bahari Laongan ada satu tempat menarik yang wajib dikunjungi yaitu
MAZOLA. Letaknya masih berada dalam satu komplek dengan WBL jadi kamu tidak
perlu susah-susah melacaknya lewat GPS. MAZOLA ini sendiri merupakan perpaduan
antara kebun binatang dan wisata gua yang sekaligus sebuah akronim dari Maharani
Zoo and Gua Lamongan. Gua Lamongan yang dimaksud tidak lain adalah Gua
Maharani. Nama Gua Maharani mungkin tidak asing di telinga kalian, yap banar
ini adalah salah satu gua paling indah di negeri kita. Menariknya konsep
pengelolaan gua ini dipadukan dengan kebun binatang. Jadi setiap pengunjung
yang datang bisa melihat aneka satwa sekaligus mengagumi keindahan interior
gua. Di dalam kawasan 3 hektar tersebut dipelihara tak kurang dari 115 spesies
hewan dari dalam dan luar negeri. Tersedia papan petunjuk runtut yang terpasang
di sana sebagai petunjuk rute yang harus dilalui traveler sehingga kamu tidak
perlu khawatir tersesat.
3. Sendang Brumbung, Kolam Air Panas yang
Konon Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit
Tempat wisata lainnya yang juga ada di Kecamatan
Paciran adalah Sendang Brumbung. Ini merupakan kolam pemandian air panas yang
memiliki sejarah panjang dan disebut-sebut memiliki khasiat menyembuhkan
berbagai penyakit. Sendang Brumbung beralamat di Desa Kranji. Warga setempat
percaya jika sumber air panas ini telah ada sejak zaman Walisongo tepatnya
semasa hidup dari Sunan Drajat. Ukuran kolam air panas ini tidak terlalu besar
hanya 5×10 meter yang terbagi menjadi dua kolam. Awalnya kolam ini hanya
dimanfaatkan bagi warga sekitar untuk keperluan pribadi tapi lama-kelamaan
banyak traveler yang datang juga ingin membuktikan khasiat air sendang atau
hanya sekedar piknik. Menurut cerita, dahulu air sendang ini berubah warna dan
sempat meracuni penduduk desa namun setelah Sunan Drajat menancapkan tongkat ke
tanah kapur di dekat sendang yang kemudian mengeluarkan air yang tiada hentinya
hingga kini.
4. Gondang, Waduk Cantik Dikelilingi Pepohonan Rindang
Paciran menjadi pusat pariwisata di Lamongan,
tapi bukan berarti tempat wisata menarik di kota ini hanya ada di sana saja. Di
Lamongan bagian barat memiliki satu obyek wisata berupa waduk buatan bernama
Gondang. Waduk ini terdapat di Desa Gondang Lor, Kecamatan Sugio. Selain fungsi
utamanya sebagai pusat irigasi sawah di beberapa desa, waduk ini juga
dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata. Waduk Gondang merupakan salah satu
waduk dengan umur yang sudah tua, dibangun pada tahun 70-an dan diresmikan oleh
Presiden Soeharto di tahun 1987. Waduk seluas 6,6 hektar dengan kedalaman
rata-rata 29 meter ini dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun sehingga meski
berkunjung di siang bolong udara di sana tetap terasa sejuk.
Sebagai bukti keseriusan pemerintah menjadikannya
sebagai tempat wisata turut dibangun pula sarana bermain anak-anak, bumi
perkemahan, serta kebun binatang mini di area sekitar waduk. Traveler yang
berkunjung juga bisa menyewa perahu nelayan untuk sekedar berkeliling waduk
atau menyewa sepeda air yang disediakan di bibir waduk
5. Museum dan Makam Sunan Drajat, Wisata
Ziarah di Lamongan
Sunan Drajat adalah salah satu dari anggota
Walisongo yang sangat berjasa dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa
khususnya di Kabupaten Lamongan dan sekitarnya. Para traveler bisa tuh
berziarah ke makamnya yang bisa ditempuh selama setengah jam saja dari pusat
kota. Situs makam Sunan Drajat mengalami pemugaran sejak tahun 1992 hingga 1994
sehingga kini lebih nyaman untuk didatangi para pengunjung yang ingin
berziarah. Di sekitar makam Sunan Drajat ini juga terdapat makam-makam lain
yang merupakan pengikut atau santri beliau. Tak hanya melakukan pemugaran di
area makam saja, pemerintah Lamongan juga membangun museum Sunan Drajat di
komplek tersebut.
Filosofi Sunan Drajat dalam pengentasan kemiskinan
kini terabadikan dalam sap tangga ke tujuh dari tataran komplek Makam Sunan
Drajat. Secara lengkap makna filosofis ke tujuh sap tangga tersebut sebagai
berikut :
- Memangun resep tyasing Sasoma (kita selalu membuat senang
hati orang lain)
- Jroning suka kudu éling lan
waspada (di
dalam suasana riang kita harus tetap ingat dan waspada)
- Laksmitaning subrata tan nyipta
marang pringgabayaning lampah (dalam perjalanan untuk mencapai cita – cita
luhur kita tidak peduli dengan segala bentuk rintangan)
- Mèpèr Hardaning Pancadriya (kita harus selalu menekan
gelora nafsu-nafsu)
- Heneng – Hening – Henung (dalam keadaan diam kita akan
memperoleh keheningan dan dalam keadaan hening itulah kita akan mencapai
cita – cita luhur).
- Mulya guna Panca Waktu (suatu kebahagiaan lahir batin
hanya bisa kita capai dengan Sholat lima waktu)
- Mènèhana teken marang wong kang
wuta, Mènèhana mangan marang wong kang luwé, Mènèhana busana marang wong
kang wuda, Mènèhana ngiyup marang wong kang kodanan (Berilah ilmu agar orang
menjadi pandai, Sejahterakanlah kehidupan masyarakat yang miskin,
Ajarilah kesusilaan pada orang yang tidak punya malu, serta beri
perlindungan orang yang menderita)
6. Monumen Van Der Wijck, Monumen Peringatan
Tenggelamnya Kapal Mewah di Zaman Belanda
Jika di Eropa punya kisah Kapal Titanic maka Indonesia
punya Kapal Van Der Wijck. Kapal ini termasuk kapal megah di zaman kolonial
yang juga mengalami nasib nahas tenggelam di perairan Brondong, Pulau Jawa pada
tanggal 28 Oktober 1936. Kisah ini kemudian menjadi terkenal setelah sastrawan
tenar Hamka mengangkat ceritanya dalam nover berjudul “Tenggelamnya Kapal Van
Der Wijck.”
Saat kapal tenggelam banyak nelayan Lamongan
khususnya mereka yang tinggal di wilayah Brondong dan Blimbing membantu
menyelamatkan awak kapal dan penumpang. Untuk mengenang kisah mereka kemudian
pemerintah Belanda membangun Monumen apal Van der Wijck. Lokasinya dekat dengan
Kantor Pelabuhan Brondong, Lamongan, tempat perairan kapal tersebut tenggelam.
7. Gunung Pegat, Tempat Penuh Mitos
Merenggangkan Hubungan Dengan View yang Menawan
Daerah Babat, Lamongan terkenal dengan kawasan
yang penuh dengan bukit kapur memanjang. Kawasan perbukitan ini disebut dengan
Gunung Pegat lantaran terdapat bukit yang dipisahkan oleh sebuah jalan raya
yang menghubungkan antara Lamongan dan Jombang. Nama pegat sendiri berasal dari
bahasa Jawa yang memiliki arti cerai atau terpisah.
Bukit kapur
yang dibelah membentuk penampakan yang indah namun terselip sebuah mitos tidak
bersahabat bagi sepasang kekasih. Konon jika ada pasangan yang melintasi gunung
ini maka hubungan tersebut tidak akan langgeng atau tidak akan berakhir sampai
jenjang pernikahan. Meski demikian karena pesonanya yang unik maka tak jarang
sekelompok muda-mudi tetap datang untuk berfoto-foto.
8. Gunung Ratu Cancing Ngimbang
Cerita rakyat mengenai
Gajah Mada memang selalu mengasyikkan untuk diikuti karena konon dialah yang
berhasil mempersatukan banyak daerah di Indonesia hingga ke beberapa negara di
luar negeri. Namun hingga kini, belum ada sejarah yang berhasil mengungkap di
mana letak pasti lahirnya Sang Patih tersohor tersebut. Namun, ada satu tempat yang juga
sekarang menjadi objek wisata Lamongan dipercaya sebagai tempat lahirnya Gajah
Mada, yaitu Gunung Ratu. Daerah yang berada di Desa Cancing, Kecamatan Ngimbang
ini dipercaya merupakan tempat pengasingan Dewi Andong Sari, yaitu ibunda dari
Gajah Mada. Untuk menuju makam Dewi Andong Sari dan juga tempat lahirnya Gajah
Mada, dibutuhkan stamina yang kuat, karena Anda harus menaiki tangga berkelok
yang cukup panjang.
Rute yang dapat ditempuh untuk menuju tempat tersebut
adalah dari pasar Babat menuju arah Jombang atau sekitar 21 kilometer, Anda
perlu berbelok ek arah timur dari Kantor Koramil Kecamatan Ngimbang. Dari
pertigaan tersebut, sekitar 3 kilometer, maka lokasi yang dituju dapat dicapa
9. Wisata Religi Sendang Duwur
Sunan Sendang Duwur bernama asli
Raden Noer Rahmad adalah putra Abdul Kohar Bin Malik Bin Sultan Abu Yazid yang
berasal dari Baghdad (lrak). Raden Nur Rahmad lahir pada tahun 1320 M dan wafat
pada tahun 1585 M. Bukti ini dapat dilihat pada pahatan yang terdapat di
dinding makam beliau. Beliau adalah tokoh kharismatik yang pengaruhnya dapat
disejajarkan dengan Wali Songo pada saat itu.
Bangunan Makam Sunan Sendang Duwur yang
dikeramatkan oleh penduduk sekitar tersebut berarsitektur tinggi yang
menggambarkan perpaduan antara kebudayaan Islam dan Hindu. Bangunan gapura
bagian luar berbentuk Tugu Bentar dan gapura bagian dalam berbentuk Paduraksa.
Sedangkan dinding penyangga cungkup makam dihiasi ukiran kayu jati yang bernilai
seni tinggi dan sangat indah. Dua buah batu hitam berbentuk kepala Kala
menghiasi kedua sisi dinding penyangga cungkup.Makam Sunan Sendang Duwur yang
letaknya di atas bukit itu, terdapat di Desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran.
Walaupun komplek makam terletak di dataran yang cukup tinggi, tetapi bisa
dijangkau oleh kendaraan umum ataupun pribadi. Sarana jalan yang sudah baik dan
memadai memudahkan para pengunjung yang ingin kesana untuk berwisata ziarah.
Boyong Masjid dalam Semalam Situs makam Raden
Noer Rachmat alias Sunan Sendang Duwur makin ramai pengunjung. Selain
berziarah, mereka ingin melihat peninggalan bersejarah salah satu sunan
berpengaruh dalam syiar agama Islam di Jawa itu. SEJARAH penyebaran agama Islam
di Pulau Jawa tidak bisa dipisahkan dari sejarah Sunan Sendang Duwur. Bukti
peninggalan, makam dan masjid kuno, memberi jawaban bagaimana kiprah sunan yang
makamnya terletak di Desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan,
itu.
Data dari berbagai sumber menyebutkan, masjid
kuno itu menyimpan sejarah yang berbeda dengan pembangunan masjid lainnya.
Sebab, tempat ibadah umat Islam ini tidak dibangun secara bertahap oleh Sunan
Sendang Duwur, melainkan melalui suatu kemukjizatan.Ada yang mengatakan Sunan
Sendang Duwur sebagai putra Abdul Qohar dari Sedayu (Gresik), satu murid Sunan Drajad. Ada pula yang
menyebut Sunan Sendang Duwur adalah putra Abdul Qohar tapi tidak berguru pada
Sunan Drajad. Namun dari perbedaan itu, disepakati bahwa Raden Noer Rochmat
akhirnya diwisuda Sunan Drajad sebagai Sunan Sendang Duwur. Setelah mendapat
gelar sunan, Raden Noer berharap bisa mendirikan masjid di Desa Sendang Duwur.
Karena tidak mempunyai kayu, Sunan Drajad menyampaikan masalah ini kepada Sunan
Kalijogo yang mengarahkannya pada Ratu Kalinyamat atau Retno Kencono di
Mantingan, Jepara, yang saat itu mempunyai masjid. Ratu Kalinyamat merupakan
putri Sultan Trenggono dari Kraton Demak Bintoro. Suaminya bernama Raden Thoyib
(Sultan Hadlirin ) cucu Raden Muchayat,
Syech Sultan dari Aceh. Saat diangkat menjadi bupati di Jepara, R. Thoyib tidak
lupa bersyiar agama Islam. Sehingga dibangun masjid megah di wilayahnya pada
1531 Masehi. Banyak ulama dan kiai saat itu kagum terhadap keindahan dan
kemegahan masjid tersebut.