Entri yang Diunggulkan

Catatan umar bakri

 Kelas pagi Pendidikan perlu bersandar pada sistem among yang berpegangan pada Kodrat Alam dan Kodrat Zaman. Konsep Kodrat Alam menyatakan b...

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 08 Desember 2016

Haul KH. Musthofa (Pendiri pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan)


Paciran. Pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah, biasa disingkat PP TABAH adalah pesantren tertua di Kabupaten Lamongan. Didirikan tahun 1898 oleh KH Musthofa Abdul Karim, pesantren ini terletak di Desa Kranji Kec. Paciran Kab. Lamongan. Amat dekat dengan pesisir pantai. Tepatnya di Jl. KH Musthofa, Kranji Paciran Lamongan. Untuk mencapai lokasi, dari terminal Osowilangun, Surabaya, naik bus Armada Sakti. Minta turun di Pondok Kranji. Anda langsung berhadapan dengan gerbang masuk Pesantren di kiri jalan. Tinggal berjalan kaki sekitar 120 meter, itulah pesantren TABAH Kranji.
Saat ini, pesantren diasuh oleh KH Nasrullah Baqir, putra (Alm) KH Muhammad Baqir Adelan. Sejak awal berdiri, pesantren Tabah berupaya mengubah kultur masyarakat desa Kranji zaman itu yang keras, suka tawuran, dan masih kental dengan sesajen (larung). Secara perlahan, pendiri pesantren mengubah kultur masyarakat menjadi kelompok agamis. Seiring perjalanan waktu, PP Tabah juga membuka berbagai pendidikan formal, mulai PAUD/TK hingga Sekolah tinggi.
Selain santri mukim yang berjumlah ratusan, ada juga siswa/i tidak mukim, berjumlah ribuan orang. Mereka setiap hari pulang pergi sekolah. Sekolah formal di PP Tarbiyatut Tholah menjadi pilihan dan favorit bagi masyarakat sekitar pantura. Utamanya mereka yang berlatar belakang organisasi Nahdlatul Ulama. Apalagi, almarhum KH Muhammad Baqir Adelan juga pernah menjadi Pengurus Syuriah PWNU Jawa Timur.
Di berbagai perlombaan kesenian dan olahraga, lembaga formal di lingkungan PP Tarbiyatut Tholabah kerap merajai Kabupaten Lamongan. Saat ini alumni PP Tabah yang berjumlah puluhan ribuan sudah tersebar di berbagai kota Indonesia dan memberikan peran serta manfaat di tengah masyarakat

Selasa, 06 Desember 2016

Mengenal USBN, Pengganti UN



Mengenal USBN, Pengganti UN


Mengenal USBN, Pengganti UN. Sahaba guru dan siswa di seluruh Indonesia, pasti kalian semua sudah mengetahui adanya wacana Moratoriu UN yang diusulkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan beberapa waktu lalu kan? Ya, wacana tersebut sepertinya akan menjadi kenyataan setelah nantinya resmi mendapat restu dari Presiden Joko Widodo.

Bagi anda yang belum memahami mengenai Moratorium Ujian Nasional, silahkan anda baca artikel saya ini yang berjudul Apa itu Moratorium UN?
Ketika Moratorium UN resmi dilaksanakan, tentu anda sekalian akan bertanya-tanya bagaimana dengan ujian akhir yang akan menjadi salah penentu siswa? Apakah tidak aja ujian bertaraf nasional lagi, lalu bagaimana konsep ujian pengganti UN, serta siapa yang harus membuat soal-soal tersebut? Sederet pertanyaan itu pasti muncul dari dalam benak anda.

Wacana Moratorium UN dari Mendikbud, tentu sudah diperhitungkan dengan sangat serius. Termasuk mengenai pengganti dari UN tersebut. Pada Kamis 1 Desember Kemarin Mendikbud telah memberi jawaban mengenai pengganti UN, yaitu Ujian Sekolah Berstandar Nasional atau yang disingkat dengan USBN.

Apa itu USBN, Bedanya apa dengan UN? Ini yang selanjutnya perlu dipahami. Antara USBN dan UN tentu memiliki perbedaan. Namun, keduanya tetap berfungsi sama yaitu untuk melihat dan memetakan evaluasi pendidikan di seluruh Indonesia.

Secara detilnya, Mendikbud belum menjelaskan secara pasti sebab Moratorium UN belum disetujui oleh Presiden karena masih menunggu Rapat terbatas. Namun dari beberapa penjelasan Mendikbud ke media, setidaknya ada beberapa perbedaan antaran UN dengan USBN.

Perbedaan USBN dengan UN

1. Jenis Soal yang diberikan

Selama ini ketahui, dalam UN soal yang diberikan hanya berupa pilihan ganda. Siswa harus memilih salah satu jawaban yang sudah disediakan dengan cara melingkari dengan pensil atau menggunakan komputer (Bagi UNBK).Sementara itu, dalam USBN nanti soal tidak hanya berupa pilihan ganda melainkan juga terdapat essai. Menurut Mendikbud, soal essai dimaksudkan untuk mengasah kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini bagi saya merupakan sesuatu yang benar, dengan menggunakan pertanyaan maka siswa akan diajak untuk berpikir secara kritis mungkin untuk menjawab pertanyaan dengan baik dan benar.

2. Pembuatan Soal Dilakukan oleh Daerah

Soal UN yang selama ini dikerjakan siswa dari mulai tingkat SD sampai dengan SMA sederajat itu dibuat oleh pusat. Sehingga soal yang diberikan kepada sekolah di Indonesia sama persis. Tidak ada perbedaan apapun baik untuk sekolah yang berstatus negeri atau swasta, sekolah yang ada di kota maupun di desa.

Hal itu akan berbeda dengan USBN. Pembuatan soal akan diserahkan ke daerah. Untuk jenjang SMA/SMK sederajat soal dibuat oleh Profinsi. Sedangkan untuk SMP sederajat diserahkan ke Kabupaten Kota masing-masing.

Diserahkannya pembuatan soal USBN ke daerah masing-masing, tentu akan membuat soal USBN menjadi beragam. Bagi saya itu malah baik sebab akan sesuai dengan kondisi wilayah setempat.

3. Ada Soal Titipan Berskala Nasional

Jika soal dibuat per daerah, bagaimana dengan status USBN yang berarti Ujian Sekolah Berstandar Nasional? Tentu jika pertanyan tersebut sepintas akan muncul. Hal ini memang sangat wajar sebab soal USBN pasti beragam dan tidak akan sama secara nasional.

Namun, anda tidak perlu khawatir sebab kendati pembuatan soal diserahkan ke daerah namun Mendikbud juga akan menitipkan soal-soal berstandar nasional. Baik di bagian jenis pilihan ganda maupun essai.

Sesuai dengan namanya berstandar nasional, maka soal-soal dari pusat itu diperuntukan bagi seluruh sekolah di Indonesia. Soal titipan itu akan sama di sekolah, sehingga tetap akan ada standar nasional yang harus dikerjakan peserta didik.

Ketiga hal itulah yang menjadi perbedaan awal antara USBN dengan UN. Tentu sebelum resmi disahkan kita tidak akan mengetahui konsep pelaksanaan UN. Kita tunggu saja kabar selanjutnya, apakah Moratorium UN akan disetujui presiden dan menggantinya dengan USBN.

Semoga apa yang nanti diputuskan pemerintah menjadi jalan terbaik untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Tugas kita sekarang adalah belajar dan mempersiapkan peserta didik untuk belajar lebih rajin supaya mereka mampu menjadi generasi cerdas penerus bangsa.

LPBINU LAMONGAN mengadakan Pengobatan gratis kerjabareng RSI NU LAMONGAN dan distribusi logistik di dusun Sukorejo-Bulutigo kec. Laren

Lamongan. Satu ancaman mungkin muncul adalah mewabahnya demam berdarah dengue (DBD).
Nyamuk aedes aegypti rentan mewabah di lokasi bekas banjir. Apalagi Kecamatan Babat masuk dalam lima besar wilayah endemis di Lamongan.
"Cukup berpotensi karena menimbulkan banyak genangan air, yang menjadi lahan subur berkembangnya nyamuk," 
Sri mengimbau masyarakat Babat mewaspadai ancaman berkembangnya nyamuk pembawa virus dengue. Meskipun, paska banjir belum ditemukan kasus DBD.
Lebih jauh,  menjelaskan, langkah antisipatif yang perlu dilakukan warga berupa pemberantasan sarang nyamuk (PSN), seperti menjaga kebersihan lingkungan, menguras bak mandi dan memperlancar aliran drainase.
"Pemberian bubuk abate juga cukup efektif untuk mencegah berkembangnya nyamuk aedes aigpty," terang perempuan asli Kecamatan Kedungpring.
Namun, tambah Murni, untuk langkah fogging paska banjir belum perlu dilakukan.
"Kalau intens dilakukan fogging malah membuat nyamuk resisten, sehingga yang paling utama menerapkan PSN,"  Fogging khusus akan dilakukan apabila ada lonjakan kasus DBD

Senin, 05 Desember 2016

Opini Memoratorium Ujian Nasional


Dalam perkembangannya, ketentuan itupun dicabut 
dengan SK No. 037/U/2004 yang dikeluarkan Mendiknas setelah ada respons (baca: ancaman) dari DPR. Sejak saat itu, pelaksanaan UN kemudian seperti permainan roller coaster yang menguntungkan pengelolanya, tapi membuat tegang dan stres penumpangnya. 

Atas nama standarisasi mutu, ratusan ribu peserta didik, termasuk yang tinggal di berbagai pelosok terpencil Nusantara, dipaksa melompat dengan standar yang sama dengan anak-anak Jakarta dan kota-kota besar lain. Jeritan dan teriakan mereka tidak pernah didengar oleh para pemegang kuasa. Para elite politik itu juga seakan menutup mata terhadap praktek "doping" dan kecurangan yang terjadi secara massal, demi klaim capaian lompatan sesuai standar 
Adanya dukungan dari akademisi seperti Prof. Anita Lie menjadi suplemen energi yang membuat "anak-anak kecil" itu tetap berani 

Dalam konteks itu, penulis teringat pendapat guru agama di sebuah sekolah swasta ketika ditanya tentang UN. "UN itu bukan tidak ada manfaatnya. Tetapi, ia mirip khamar (minuman keras). Selain memabukkan, dosa penghamburan uang rakyat yang diakibatkannya pun jauh lebih besar dibandingkan kenikmatan yang dirasakan oleh para pengambil kebijakan," tuturnya.

Semoga, rencana moratorium dan desentralisasi UN kali ini benar-benar menjadi indikasi kesadaran pemerintah atas salah kaprah kebijakan selama ini. Bukan sekadar untuk pencitraan para pejabat dan politisi. Sebab, meminjam istilah Simon Sinek, sebuah kepemimpinan sejatinya adalah untuk menyiapkan generasi berikutnya. Bukan menyiapkan pemilu berikutnya. 

Akibat banjir siswa belajar di Rumah Warga

Lamongan. Banjir akibat luapan air Bengawan Solo merendam Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Plangwot, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, menyebabkan berbagai perlengkapan dan aset sekolah tergenang banjir. 
Akibat kondisi itu, puluhan siswa SDN 1 Plangwot, terpaksa menjalani Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil dengan menumpang di rumah salah satu warga di sekitar sekolah yang tak terendam banjir.
"Sangat menganggu, gak bisa konsentrasi ngerjakan soal-soalnya," ujar siswa SDN Plangwot Arif Maulana, Senin (5/12/2016). 
Pada saat hari pertama UAS, puluhan siswa harus mengerjakan soal Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) dengan fasilitas seadanya. 
Arif dan rekan-rekannya yang harus mengerjakan soal di tengah kepungan banjir, sehingga harus menumpang ke rumah warga mengaku kesulitan dalam mengerjakan soal. 
"Tidak bisa ngerjakan. Soalnya gak kayak di sekolah, di sini tidak ada bangku sama kursi kayak di sekolah," kata siswa Kelas VI ini. 
Di sisi lain, guru SDN Plangwot, Rita mengatakan, UAS terpaksa dilaksanakan di rumah warga karena kondisi ruang kelas masih tergenang. "Ujian di sini karena gak mungkin ujian di kelas, banjir. Semoga cepat surut supaya bisa melaksanakan proses bekajar mengajar di sekolah lagi," ucapnya. 

Banjir di Lamongan


Sedikitnya enam kecamatan di Kabupaten Lamongan terancam banjir akibat luapan air Sungai Bengawan Solo. Hal itu diungkapkan Kasi Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamongan,
Menurut Jannata, sampai sejauh ini wilayah Kabupaten Lamongan yang dilintasi Sungai Bengawan Solo memang masih belum dalam status darurat banjir, melainkan baru sebatas siaga banjir. Namun demikian, apabila nanti sudah berstatus darurat banjir, maka enam kecamatan di wilayah Lamongan yang dilintasi aliran sungai sepanjang 548,53 kilometer, wajib waspada. “Kalau sudah darurat banjir ada 6 kecamatan wajib dijaga,” katanya.
“Kalau banjir luberan Bengawan Solo yang diwaspadai ya Kecamatan Babat, Laren, Sekaran, Maduran, Karanggeneng dan Kalitengah,” terangnya.
Namun, kata Jannata, aliran air di Sungai Bengawan Solo masih saat ini belum sampai di atas ambang batas. “Masih aman, hanya memantau saja dari Kantor karena statusnya masih siaga banjir belum darurat banjir,” ungkapnya.
Menurutnya, kondisi permukaan air Sungai Bengawan Solo yang melintas di wilayah Lamongan belum mengalami kenaikan signifikan. Meski, di wilayah hulu-Solo, ada peningkatan curah hujan.
Jannata menambahkan, informasi yang diperoleh BPBD Kabupaten Lamongan, curah hujan akan mencapai puncaknya pada bulan depan. “Kata BMKG puncak hujan bulan Februari,” pungkasnya.