Membangun Kesadaran Kolektif
By Jie D. Rahman
Memang hal yang biasa diwacanakan tetapi menjadi hal yang sangat luar
biasa ketika mampu menjadi “makanan harian” masyarakat dan pemerintah.
Sederhana saja tetapi membutuhkan komitmen yang tulus dari semua elemen
atau stakeholders termasuk masyarakat. Suatu hal yang sangat
sederhana itu akan menjadi sebuah kebanggaan jika sebagian besar
masyarakat memiliki niat yang sama untuk bertindak nyata demi keluar
dari ancaman/serangan banjir tiap tahunnya, apalagi bukanlah sebuah aksi
yang cukup trend atau modern saat ini jika menganggap
persoalan banjir adalah sebagai tanggung jawab pihak tertentu
(pemerintah) dan sebagai akibat dari tingkah laku orang-orang tertentu
saja. Pandangan seperti ini tidak akan mengubah keadaan sehingga
semestinya dibuang dan diperbaharui dengan pola pikir baru.
Kesadaran kolektif menjadi embrio awal yang perlu diperjuangkan oleh
semua elemen masyarakat. Pemerintah dan pihak terkait serta masyarakat
luas harus berperan aktif melakukan tindakan nyata untuk mewujudkan
suatu tatanan yang lebih baik dari sebelumnya. Masyarakat pun semestinya
tidak boleh menunggu imbauan untuk bertindak sadar diri, mulai dari
menjaga lingkungan , dll, perlu diprioritaskan untuk dilakukan yang
nantinya berujung pada masyarakat dan wilayah yang bebas dari tekanan
banjir.
Perlu diingat juga, negara telah mengucurkan dana yang tidak sedikit
dalam mengatasi masalah banjir terutama di DKI Jakarta. Namun demikian,
pemerintah tetap bukanlah satu-satunya pihak yang bertanggung jawab
terhadap persoalan bencana banjir ini. Peran pemerintah (pemerintah
daerah) memang harus mendominasi, tetapi bukan sepenuhnya pemerintah
yang bertanggung jawab.
Sebagaimana yang saya singgung sebelumnya, untuk mewujudkan kesadaran
kolektif terutama untuk melakukan tindakan nyata mulai dari hal yang
sederhana untuk mencegah banjir, peran masyarakat sama pentingnya dengan
peran pemerintah (pemerintah daerah). Dua elemen yang sangat penting
ini menjadi fondasi utama terbentuknya kesadaran bersama. Terwujudnya
kesadaran bersama tidak terlepas dari dorongan berbagai pihak. Lalu,
usulan berikutnya untuk ke depan dilakukan, pembangunan fisik selama ini
yang diagungkan (seperti pembangunan kanal/gorong-gorong, dll,) harus
beriringan atau seimbang dengan pembangunan kualitas berpikir masyarakat
atau membangun sumber daya manusia, sehingga kesadaran kolektif itu
terwujud.