Entri yang Diunggulkan

Catatan umar bakri

 Kelas pagi Pendidikan perlu bersandar pada sistem among yang berpegangan pada Kodrat Alam dan Kodrat Zaman. Konsep Kodrat Alam menyatakan b...

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 11 Desember 2013

Membangun Kesadaran Kolektif

Membangun Kesadaran Kolektif
By Jie D. Rahman

Memang hal yang biasa diwacanakan tetapi menjadi hal yang sangat luar biasa ketika mampu menjadi “makanan harian” masyarakat dan pemerintah. Sederhana saja tetapi membutuhkan komitmen yang tulus dari semua elemen atau stakeholders termasuk masyarakat. Suatu hal yang sangat sederhana itu  akan menjadi sebuah kebanggaan jika sebagian besar masyarakat memiliki niat yang sama untuk bertindak nyata demi keluar dari ancaman/serangan banjir tiap tahunnya, apalagi bukanlah sebuah aksi yang cukup trend atau modern saat ini jika menganggap persoalan banjir adalah sebagai tanggung jawab pihak tertentu (pemerintah) dan sebagai akibat dari tingkah laku orang-orang tertentu saja. Pandangan seperti ini tidak akan mengubah keadaan sehingga semestinya dibuang dan diperbaharui dengan pola pikir baru.
 Kesadaran kolektif menjadi embrio awal yang perlu diperjuangkan oleh semua elemen masyarakat. Pemerintah dan pihak terkait serta masyarakat luas harus berperan aktif melakukan tindakan nyata untuk mewujudkan suatu tatanan yang lebih baik dari sebelumnya. Masyarakat pun semestinya tidak boleh menunggu imbauan untuk bertindak sadar diri, mulai dari menjaga lingkungan , dll, perlu diprioritaskan untuk dilakukan yang nantinya berujung pada masyarakat dan wilayah yang bebas dari tekanan banjir.

Perlu diingat juga, negara telah mengucurkan dana yang tidak sedikit dalam mengatasi masalah banjir terutama di DKI Jakarta. Namun demikian, pemerintah tetap bukanlah satu-satunya pihak yang bertanggung jawab terhadap persoalan bencana banjir ini. Peran pemerintah (pemerintah daerah) memang harus mendominasi, tetapi bukan sepenuhnya pemerintah yang bertanggung jawab.

Sebagaimana yang saya singgung sebelumnya, untuk mewujudkan kesadaran kolektif terutama untuk melakukan tindakan nyata mulai dari hal yang sederhana untuk mencegah banjir, peran masyarakat sama pentingnya dengan peran pemerintah (pemerintah daerah). Dua elemen yang sangat penting ini menjadi fondasi utama terbentuknya kesadaran bersama. Terwujudnya kesadaran bersama tidak terlepas dari dorongan berbagai pihak. Lalu, usulan berikutnya untuk ke depan dilakukan, pembangunan fisik selama ini yang diagungkan (seperti pembangunan kanal/gorong-gorong, dll,) harus beriringan atau seimbang dengan pembangunan kualitas berpikir masyarakat atau membangun sumber daya manusia, sehingga kesadaran kolektif itu terwujud.