Entri yang Diunggulkan

Catatan umar bakri

 Kelas pagi Pendidikan perlu bersandar pada sistem among yang berpegangan pada Kodrat Alam dan Kodrat Zaman. Konsep Kodrat Alam menyatakan b...

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 22 Desember 2012

Peresmian kantor Panwas


LAMONGAN – Meski Kantor Panwaslu Lamongan diresmikan penggunaannya dengan sebuah acara makan – makan, Rabu (19/12/2012) siang tadi, namun kantor  di jalan Sunan Drajad  nomor 59 itu belum terpasang papan nama yang menunjukkan sebagai kantor yang mengawasi jalannya pemilu.

Rumah dinas dewan tersebut kini ditempati Kantor Panwaslu. Namun sayang, setelah diresmikan pemakaiannya siang tadi, ternyata dari wajah depannya belum siap. Bahkan  air untuk kebutuhan pegawai Panwaslu juga tidak ada.”Untuk saat ini ya ambil dari luar airnya, tetapi sudah dipanggilkan PDAM”kata Ketua Panwaslu Kab Lamongan, Tony Wijaya kepada wartawan.

Menyinggung ruangan yang belum terpasang fasilitas untuk kenyamanan karyawan, Tony berharap segera terpasang semua keperluan yang dibutuhkan, termasuk kipas angin di sebagian ruangan. Menyinggung  belum siap pakai kantor yang diresmukan , Mustakim, Wakil Ketua Panwaslu tidak bersedia memberikan komentaranya. Ditambahkan, terkait dengan kantor permanen,  panwas belum dapat surat resmi dari pemda terkait penyerahan aset.  ”Tanya saja kepada ketua langsung,”jawab Mustakim.

Kenyataan di kantor menunjukkan, ruang belakang kantor masih terlihat kumuh dan belum terjamah kebersihan. Peresmian pemekaian kantor dengan acara syukuran yang dibalut dengan makan bersamajuga dihadiri semua anggota KPUD Lamongan, pengurus partai, LSM, Kesbangpol dan para awak pers.

Arena Expo Muharram


LAMONGAN - Stand yang tersedia di arena Expo Muharram  ternyata tidak semua terisi.Meski telah dibuka di hari ketiga  Expo Muharam 2012 di Alun-alun, ternyata masih banyak stand yang belum terisi alias kosong. Ada sebanyak 15 stand belum diminti. Sementara  arena bermain  anak – anak lokasinya selalu tergenang air jika hujan turun.

Karena hamper setiap hari di Lamongan Kota hujan, tak ayal lokasi bermain anak –anak selalu kebanjiran. Para pengunjung harus lepas sandal atau sepatu, bahkan harus mengangkat tinggi – tinggi celananya.

Berdasarkan pantauan Channel 12 Kamis (20/12/2012) malam  hari  menunjukkan, masih tersisa 15 stand dari 86 stand yang tersedia. Stand yang belum laku itu berada di barisan belakang. Itu nampak dari nomor 71 – 85. Bahkan di stand tersebut menumpuk kertas brosur sejumlah produk yang sengaja dibuang di sejumlah stand tersebut.

Sementara melihat lokasi di arena mainan anak – anak nampak tidak diminati pengunjung karena lokasinya becek. Ketika pengunjung  sudah sampai di mulut arena permainan anak – anak, mereka langsung kembali tidak ingin terjebak banjir yang menggenangi arena.

Panggung hiburan yang ada dalam satu kawasan dengan arena permainan anak – anak juga tidak diminati pengunjung. Hiburan live music yang digelar setiap malam sepi pengunjung. Sementar itu menurut Antok, Koordinator Panitia Expo Muharam kepada wartawan mengungkapkan, terkait stand yang masih kosong tetap dibiarkan berdiri. “Ya terpaksa kita kosongkan.Untuk urusan rugi atau tidak itu resiko Event Organiser (EO) Paradis,”kata Antok semalam.

Penilitian tindakan kelas






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terncana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pemerintah juga menempuh berbagai alternatif dan upaya peningkatan kualitas pendidikan. Upaya itu dillakukan dengan cara meningkatkan kualitas belajar mengajar, mengadakan pelatihan yang mengkhususkan kepada peningkatan penguasaan meteri pelajaran maupun peningkatan yang menyangkut strategi belajar mengajar.
Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang dapat melaksanakan fungsinya yaitu mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Keberhasilan mutu pendidikan sangat tergantung pada proses belajar mengajar yang merupakan sinergi dari komponen-komponen pendidikan. Baik kurikulum, tenaga pendidik dengan pandangan yang sistematika terhadap kegiatan belajar mengajar dan juga didukung dengan upaya menggunakan sumber belajar secara khusus berupa sarana pembelajaran.
Namun harus diakui bahwa sampai saat ini sebagian besar pembelajaran IPA masih belum menggunakan metode secara optimal seperti yang diharapkan.
Hal  ini disebabkan kurangnya penguasaan teknis penggunaan alat tersebut. Padahal masalah tersebut di dalam kegiatan proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor penting atas keberhasilan materi yang bersangkutan di sekolah.

B.     Rumusan Masalah
Mengingat pentingnya peningkatan prestasi belajar IPA melalui KIT IPA pada siswa kelas III SDN Canggah Sarirejo Lamongan, maka permasalahan  yang diangkat adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah prestasi belajar IPA di kelas III SDN Canggah Sarirejo-Lamongan ?
2.      Bagaimanakah kreatifitas siswa dengan menggunakan media KIT IPA di kelas III SDN Canggah Sarirejo-Lamongan ?

C.     Tujuan Penelitian
Dengan menggunakan metode KIT sebagai alat pembelajaran IPA maka diharapkan dapat :
1.      Meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas III SDN Canggah, Sarirejo-Lamongan.
2.      Mendeskripsikan kreatifitas siswa dengan penggunaan media KIT IPA.
D.    Manfaat Penelitian
Dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, maka akan memperoleh manfaat antara lain :
1.      Bagi Peneliti :
Ø  Meningkatkan Profesionalitas guru
Ø  Gemar melakukan penelitian.
Ø  Meningkatkan rasa kemandirian untuk pengembangan diri.

2.      Bagi Guru :
Ø  Sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas mengajar.
Ø  Dapat digunakan untuk transfer model pengembangan selain bidang IPA.
Ø  Sebagai pengalaman baru untuk meningkatkan praktek pembelajaran di kelas menjadi profesional.

3.      Bagi anak didik :
Dapat menumbuhkembangkan dan melati sikap ilmiah yang di antaranya disiplin, jujur, tekun bekerja keras, bekerjasama dalam tim, saling menghargai, peka terhadap gejala yang di sekitarnya, kritis, berani bertanya, tekun mencari dan menemukan, kreatif, inoIIIatif, bahkan mengagumi kekuasaan-Nya.


E.   Definisi Istilah
Untuk menjegah terjadinya kesalahan arti dan IIIerbalisme, maka perlu dijelaskan definisi istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini.
1.      Penigkatan
Menjadikan sesuatu menjadi lebih baik, lebih meningkat secara positif.

2.      Prestasi belajar IPA
    Berkembangnya potensi dasar anak yang terwujud dalam pengetahuan dan ketrampilan serta menumbuhkembangkan dan melatih sikap ilmiah dengan mengerjakan percobaan-percobaan yang kreatif dari mata pelajaran IPA.

3.      Media KIT IPA
            Merupakan alat peraga / praktek dan  lingkungan agar proses belajar mengajar IPA dapat berjalan sesuai dengan tuntutan kurikulum.

4.      Siswa kelas III SDN Canggah
Adalah siswa yang bersekolah di SDN Canggah yang terletak di Dusun Geger Desa Balongwangi Kecamatan Sarirejo Kabupaten Lamongan proIIIinsi Jawa Timur. Adapun jumlah siswa kelas III SDN Canggah pada tahun 2006-2007 berjumlah 14 siswa, terdiri 6 putra dan 8 putri.




BAB III
KAJIAN PUSTAKA

1.      Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin, medius yang berarti perantara, dalam bahasa ingris dikenal media yang berarti perantara.
Pada Pedoman Pegembangan Silabus dan Model Pembelajaran Kurikulum 2004 ( Depdiknas ) dinyatakan bahwa media dalah sesuatu yang difungsikan untuk memudahkan terjadinya proses pembelajaran misalnya tape recorder, TIII, radio, CD, dsb. Ciri media yang baik adalah : ( 1 ) menarik perhatian dan minat siswa, ( 2 ) Meletakkan dasar memahami sesuau secara kongkrit, ( 3 ) merangsang tumbuya pengertian dan pengembangan nilai, ( 4 ) berguna dan berfungsi ganda, dan ( 5 ) sederhana, mudah diguanakan dan dirawat, dapat dibuat sendiri oleh guru atau diambil dari lingkungan sekitar.
Menurut IIIernon A. Magnesen ( dalam Aqib, 2007 ) menyatakan bahwa manusia pada hakekatnya dapat belajar melalui enam tingkatan, yaitu (1) 10% dari apa yang dibaca, (2) 20% dari apa yang didengar, (3) 30% dari apa yang dilihat, (4) 50% dari apa yang dilihat dan didengar, (5) 70% dari apa yang dikatakan, dan (6) 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan.
Gagne dan Briggs ( dalam Arsyad, 2002 ) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, film, slide ( gambar bingkai ) foto, gambar, grafik, teleIIIisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen, sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instuksional di lingkungan anak didik sehingga merangsang atau mengundang anak didik untuk belajar.
Menurut Hamalik ( 1994 : 6 ) guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pengajaran yang meliputi : ( 1 ) Media sebagai alat komunikasi, guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar, (2) fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan menjadi efektif, (3) seluk beluk proses belajar, ( 4 ) hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan, (5) nilai dan manfaat media pendidikan dalam pengajaran, (6) pemilihan dan penggunaan media pendidikan, (7) berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan, (8) media pendidikan dalam setiap mata pelajaran, dan ( 9) usaha motIIIIasi dalam media pendidikan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan. Pada umumnya dalam pembelajaran di sekolah. Atau dalam arti luas, media pembelajaran dapat berarti alat peraga, alat bantu mengajar, dan media audio IIIisual.

2.      Jenis-Jenis Sarana Belajar Mengajar dan Media
Untuk menunjang terciptanya suasana yang lebih baik dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya guru mendayagunakan sarana belajar mengajar. Sarana belajar mengajar yang dapat digunakan oleh guru banyak ragamnya.
Untuk memudahkan pemakai para ali mengklasifikasikan sarana belajar mengajar beraneka ragam. Dr. Winarmo Surahman, M.Pc.Ed. (76) membagi sarana belajar menjadi tiga golongan :
1.       Alat-alat yang merupakan benda yang sebenarnya  yaitu benda-benda yan dipakai manusia dalam kegiatan seari-hari.
2.       Alat yang merupakan benda pengganti serigkali dalam bentuk tiruan.
3.       Bahasa baik lisan maupun tulisan, bahasa memberikan pengalaman IIIerbal yang inggi tingkat abstraksinya di bandingkan alat sebenarnya dan benda-benda penganti.

Pada umumnya alat atau media audio atau IIIisual diklasifikasikan dalam empat jenis :
1.           Alat-alat IIIisual yang dilihat, seperti : Film strrip,  transparansi, mikro proyektor, komputer, papan tulis, gambar cart, grafik, poster, dan lain-lain.
2.           Alat-alat yang auditif yang didengar : Tape recorder, CD, radio dan lain-lain.
3.           Alat-alat yang dilihat dan didengar seperti : film, teleIIIisi.
4.           Benda-benda tiga dimensi seperti : bak pasir, diorama, model yang biasa ditunjukkan dalam pameran, musik, termasuk disini pantomim, dramatasi, permainan peran ( role playing ) sosiodrama, sandiwara, dan sebagainya.
Aqib ( 2007 : 90 ) menyebutkan Prinsip Umum Pembuatan Media Pembelajaran, yaitu : (1) IIIisible, mudah dilihat, (2) interesting, menarik, (3) simple, sederhana, (4) useful, bermanfaat bagi pelajar, ( 5) accurate, benar dan tepat sasaran, (6) legitimate, sah dan masuk akal, dan (7) struktural, tersusun secara baik dan runtut.
Ada pun prinsip penggunaan media meliputi : (1) setiap media memilki kelebihan dan kekuranan, (2) guanakan media seperlunya, jangan berlebihan, (3) penggunaan media mampu mengaktifkan pelajar, ( 4) pemanfaataan media harus terencana dalam program pengajaran, (5) hindari penggunaan media yang hanya sekedar mengisi waktu, dan (6) perlu persiapan yang cukup sebelum menggunakan media.

3.      Media KIT IPA
Sebagaimana kita ketahui bahwa untuk mengajarkan IPA di SD perlu digunakan alat peraga / praktek  dan lingkungan agar Proses Belajar Mengajar dapat berjalan  sesuai dengan tuntutan kurikulum. Untuk mencapai maksud tersebut, direktorat Pendidikan Dasar memerlukan buku suplemen dalam rangka melengkapi pedoman penggunaan KIT IPA Sekolah Dasar yang dapat menjadi acuan bagi guru, kepala sekolah, dan penilik serta pembina dalam pelaksanaan belajar mengajar IPA di Sekolah Dasar.